Kebanyakkan orangtua akan senang melihat anaknya senang membaca buku dan tidak 'alergi' dengan buku. Akan tetapi banyak juga balita yang kalau disuruh belajar dan melihat orangtuanya mengambil buku dan mengajaknya membaca buku sudah kabur duluan anaknya.
Di sekolah anak saya, banyak orangtua dan pengasuh yang mengeluh kalau anaknya susah untuk diajak belajar atau membaca buku, kebanyakkan malah menghindar. Untungnya anak saya tidak demikian, malahan senang dan tertarik dengan buku dan senang menulis dan menggambar.
Sebenarnya minat membaca harus ditanamkan sedari kecil dan sedini mungkin. Saat ini banyak sekali bertebaran buku anak yang bagus-bagus dan didesign menarik.
Mengapa anak saya tidak 'alergi' dengan buku? karena sejak masih bayi (dibawah 1 tahun), saya sudah memperkenalkannya dengan gambar gambar menggunakan soft book alias buku bantal, walaupun mungkin anak tidak mengerti tapi setidaknya biarkan mereka memegangnya dan sekedar melihat-lihat. Kemudian di usianya yang ketiga belas bulan, saya mulai membelikannya buku-buku yang sederhana dengan banyak gambar dan ilustrasi yang menarik, semua buku terbuat dari hard cover agar tidak mudah sobek. Disitu anak akan belajar untuk membolak balikkan halaman buku dan tentu saja itu melatih motorik halusnya juga.
Setiap anak melihat lihat buku, orangtua harus mendampinginya dan menjelaskannya dengan suara yang jelas sambil menunjukkan gambarnya. Anak-anak pada dasarnya cepat menghapal dan kita harus konsisten untuk terus mengulang-ulang. Sediakan lebih dari 3 jenis buku, agar anak tidak bosan. Berikan pengetahuan seputar hewan dan objek objek benda. Jelaskan dengan cara yang menarik dan seru agar anak mendengarkan dan melihat dengan antusias.
Pada waktu itu saat usianya masih belasan bulan (sekitar 15 bulan), anak saya sudah menghapal nama nama dan gambar hewan kurang lebih 50 jenis hewan dan serangga. Sedangkan objek objek benda yang sudah diketahui dan dihapal pun lebih dari 50 objek benda. Setiap saya bertanya :"manakah hewan........?" maka dia akan segera mencarinya dan kemudian menunjukkannya dengan mengunakan telunjuk.
Ajarkanlah anak dengan beragam cara yang menarik, berikan banyak buku buku yang menarik, termasuk buku aktivitas seperti mewarnai, menempel, corat coret, buku cerita.
Sebagai orangtua juga harus memberi contoh kepada anak, tunjukkan kepadanya bahwa kita pun membaca buku dan sangat menyukai buku. Maka anak pun akan belajar bahwa buku bukanlah sesuatu yang menakutkan dan membosankan, bahkan papa dan mama saja memegang buku.
Sering-seringlah memuji anak ketika dia membaca buku, namun ingatlah jangan pernah memaksa anak untuk membaca buku, hal itu akan membuatnya trauma. Saat ini juga banyak Film film mendidik yang mengajarkan anak untuk menyukai buku, seperti misalnya film Barney, ada adegan dimana barney dan anak-anak membaca buku dan bernyanyi "Books are fun" !! Banyak video educated yang menarik mengajarkan alphabets dan numbers. Umur 1,5 tahun anak saya ternyata sudah bisa menghapal huruf A-Z baik huruf besar maupun kecil (belajarnya otodidak karena suka dipasangin VCD alphabet ama nanny nya pas lagi makan, anak juga jadi duduk anteng gak lari sana sini. Tadinya saya mau mengajarkan kalau umurnya sudah 2 tahun lebih, eh ternyata eh ternyata, anak saya sudah bisa sendiri. Saya baru menyadarinya pada saat anak sedang bermain dengan alphabet magnet yang ditempel di papan white board, anak saya mengambil huruf besar dan kecil secara acak kemudian menempelkannya sambil menyebutkan nama huruf-hurufnya.
Sekarang ini anak saya sudah bersekolah di montessori school (alphabet yang diajarkan disana sistem phonics) pengucapan yang berbeda dari alphabet bahasa inggris, tapi ternyata anak saya bisa menguasai alphabet phonics juga. Sekarang ini banyak sekolah yang menggunakan sistem phonics untuk memudahkan anak membaca kata kata nantinya. Banyak tempat kursus juga yang memakai sistem phonics untuk mengajarkan murid didiknya membaca dengan mudah.
Jika anda ingin dia membaca buku, maka tanyakanlah dengan suara yang lembut dan penuh senyuman " sayang, apakah kamu ingin membaca buku bersama mama? , yuk,kita baca buku..."
Jika anak merespon dengan baik dan menjawab "iya / oke". Maka biarlah dia yang memilih dan menentukan buku mana yang hendak dilihat / dibaca (walaupun anak masih belom bisa membaca, biarlah ia melihat lihat gambarnya dan kita yang menceritakannya, karena dengan kesediaan anak untuk membuka buku, itu sudah merupakan langkah yang baik untuk kedepannya).
Jika anak bingung mau membaca buku yang mana, barulah kita menawarkan kepadanya dan menunjukkan buku tersebut sambil tersenyum "mau baca yang ini gak?" Sambil membaca buku bersama kita juga boleh sambil bercanda.
Oya, untuk membantu anak mengambil buku sendiri dan mandiri, cobalah untuk membuat sebuah rak buku dengan tinggi yang bisa dicapai oleh anak. Buatlah rak tersebut dengan model buku menghadap depan sehingga terlihat gambar dan judul di cover depannya, hal ini akan memudahkan anak.
Setelah selesai membaca, ajarkan anak untuk menaruh kembali buku tersebut di tempatnya.
Dengan kebiasaan yang saya terapkan tersebut, sekarang anak saya selalu mengambil buku sendiri di rak dan berkata "baca buku ini ahh..." atau terkadang dia berucap "belajar yuukkk.." Saat ia membaca, setiap detail gambar di buku sangat diperhatikan, baru kemudia dibalik ke lembar selanjutnya. Bisa tahan sampai 40 menit untuk membaca buku. Usianya sekarang 2,5 tahun.
Dengan membacakan cerita dan memberitahukan segala hal yang ada di buku, sangat membantunya dalam menambah kosa kata dan anak biasanya akan meniru ucapan kita, hal ini membantunya untuk berbicara dengan lancar dan baik.
Berikan buku-buku yang bermutu dan mengandung pesan moral dan mengajarkan etika, untuk menambah wawasan anak.
Jangan ragu untuk selalu memuji anak, biar anak merasa bangga dan tak ragu ragu untuk mengambil buku sendiri. Biasakan anak berkenalan dengan bermacam macam buku yang edukatif.
Sekarang ini, kalau saya ingin mengerjakan sesuatu, saya hanya perlu memberikannya buku dan dia akan asyik dengan buku tersebut dan duduk dengan tenang tanpa perlu ditemani. Saya pun bisa mengerjakan sesuatu sambil mengawasinya. Kalau anak sudah bosan dengan buku tersebut, biasanya anak akan menghampiri kita dan meminta perhatian, jangan mengabaikannya dan peluklah anak atau mengelus kepalanya.
Kalau pekerjaan kita sudah selesai dan anak masih membaca/melihat-lihat buku, hampirilah dan temani anak membaca buku. Berikan pertanyaan-pertanyaan dan pancing anak untuk menceritakan kisah di buku tersebut. Tanggapi dengan antusias.
Untuk selanjutnya kita bisa terus berimprovisasi dengan buku-buku yang lainnya. Ajarkan juga untuk belajar menulis atau menggambar. Sering-seringlah hunting ke toko buku atau online shop yang menjual buku anak-anak.
Lalu bagaimana dengan menarik minat menulis anak?
Anak-anak batita memerlukan proses dan tahapan sebelum bisa menulis dengan baik.
Sejak dini ajarkan anak anda untuk memegang pensil, crayon, kuas biar anak terbiasa dan mahir memegangnya. Pilihlah pensil dan crayon yang berbentuk segitiga (tringular) dan jangan pilih pensil yang 'kurus', pilihlah yang agak 'gemuk' supaya anak lebih mantap memegangnya.
Sediakan media untuk mencoret coretnya, kertas gambar yang besar, buku mewarnai, papan tulis. Untuk tahap perkenalan, biarkan anak mencorat coret sesuka hati, jangan takut berantakan dan repot membereskannya. Apalagi jika ingin anak belajar melukis dengan berbagai cat air, tentunya akan sangat belepotan dimana-mana termasuk pakaian karena itu pilihlah cat warna yang washable alias mudah dibersihkan. Jadi pakaian anak pun ketika dicuci dengan segera warnanya akan luntur dan hilang, pakaian tidak akan meninggalkan noda. Tangan anak yang kotor pun begitu dicuci pakai sabun dan begitu dibilas, tangannya sudah kembali bersih. Lantai yang kotor pun tinggal di pel aja. Biarkan anak bereksplorasi supaya berkembang. Anak pun akan merasa gembira.
Oya, anak saya senang mencetak cetak huruf dan gambar pake stencil, di gramedia dan toko buku banyak dijual, bentuknya seperti penggaris tebal dan ada bolongan bentuk-bentuknya.
Sekarang ini juga sudah banyak buku-buku write and wipe yang pake spidol dan gampang dihapus, tinggal lap aja pake tissue dan anak bisa menulisnya berulang-ulang.Ada yang bentuk buku, ada juga yang berupa flash cards.
Ajarkan anak untuk tracing (penelusuran garis). Bisa anda buat sendiri ataupun membeli buku-bukunya. Kita juga bisa meminta anak untuk menggambar wajah-tubuh-tangan-kaki walaupun gambarnya belum bagus.
Nah kalau kita sering melatih anak seperti itu, lama kelamaan tangan dan jari-jarinya tidak akan kaku lagi dan siap untuk proses menulis selanjutnya.
Jangan takut rumah berantakkan, semua itu tak sebanding ketika anak kita belajar banyak hal dan menjadi anak yang berpengetahuan dan berwawasan luas.
Anak-anak yang normal pada dasarnya pandai-pandai dan cepat menyerap informasi begitu banyak, ini karena otaknya berkembang dengan sangat cepat pada usia golden age (0-5 tahun).
Anak saya (2,5 tahun) sudah mengetahui abjad besar dan kecil A-Z, berhitung sampai dengan angka 50, mengetahui dan menyebutkan 35 bagian anggota tubuh, jenis-jenis cuaca, mengenal dan menyebut berbagai kata sifat, kata kerja, lawan kata, profesi/pekerjaan orang, 12 macam warna dan 12 macam bentuk (shapes), jenis-jenis hewan, buah, sayuran dan banyak macam objek dan beberapa macam alat musik, hapal 30+ jenis lagu-lagu bahasa inggris dan indonesia serta mulai belajar menulis huruf dan angka. Berbicara 2 bahasa (inggris dan Indonesia). Jangan khawatir dan jangan ragu untuk mengajarkannya berbagai bahsa karena anak tetap bisa membedakan bahasa-bahasa tersebut.
Semua pengetahuan itu didapat dengan cara yang menyenangkan dan dengan kemauan untuk belajar sendiri tanpa diperintah.
Demikianlah, semoga pengalaman saya ini bisa menjadi masukkan bagi para parents :)
"Anak adalah titipan Tuhan untuk kita, besarkanlah dengan baik dan bekalilah dengan ilmu yang cukup untuk menghadapi dunia"
"Apa yang kamu tanam, itulah yang kamu tuai"
"Jangan pernah lelah dalam mendidik anak"
Tampilkan postingan dengan label Parenting and Education. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Parenting and Education. Tampilkan semua postingan
Rabu, 19 Februari 2014
Yuk, Stimulasi Balita Anda!
Kemampuan motorik anak terbagi 2 : motorik kasar dan motorik halus.
Aktivitas sehari hari balita menggunakan motorik kasar dan halus.
Motorik kasar adalah : Kemampuan untuk menggerakkan dan mengendalikan otot-otot besar pada tubuh seperti misalnya : lengan, tangan, kaki, leher dan mencakup seluruh bagian otot tubuh. Bayi secara alamiah sudah belajar untuk mengkoordinasikan motorik kasar dengan memiringkan badan, tengkurap, berguling, merangkak, duduk, memanjat, merambat, berpegangan, berjalan, berlari bahkan melompat.
Motorik halus : hanya melibatkan bagian bagian tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti menggerakkan jari jemari tangan, jari jemari kaki dan biasanya tidak membutuhkan banyak tenaga.
Motorik kasar dan motorik halus ini sangat berperan besar dalam kehidupan anak, seperti contohnya motorik halus, nantinya merupakan modal untuk belajar menulis dan melakukan keterampilan lainnya. Rangsangan terhadap motorik kasar dan halus pun sangat berguna untuk perkembangan otak anak.
Lalu bagaimana cara kita sebagai orangtua untuk menstimulasi perkembangan motorik motorik ini agar lebih baik lagi?
Banyak cara cara yang menyenangkan untuk melatih motorik anak, berikut akan saya berikan daftar kegiatan yang bisa merangsang anak untuk mengembangkan saraf motoriknya.
Kegiatan untuk motorik kasar :
Kegiatan untuk motorik halus :
Aktivitas sehari hari balita menggunakan motorik kasar dan halus.
Motorik kasar adalah : Kemampuan untuk menggerakkan dan mengendalikan otot-otot besar pada tubuh seperti misalnya : lengan, tangan, kaki, leher dan mencakup seluruh bagian otot tubuh. Bayi secara alamiah sudah belajar untuk mengkoordinasikan motorik kasar dengan memiringkan badan, tengkurap, berguling, merangkak, duduk, memanjat, merambat, berpegangan, berjalan, berlari bahkan melompat.
Motorik halus : hanya melibatkan bagian bagian tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti menggerakkan jari jemari tangan, jari jemari kaki dan biasanya tidak membutuhkan banyak tenaga.
Motorik kasar dan motorik halus ini sangat berperan besar dalam kehidupan anak, seperti contohnya motorik halus, nantinya merupakan modal untuk belajar menulis dan melakukan keterampilan lainnya. Rangsangan terhadap motorik kasar dan halus pun sangat berguna untuk perkembangan otak anak.
Lalu bagaimana cara kita sebagai orangtua untuk menstimulasi perkembangan motorik motorik ini agar lebih baik lagi?
Banyak cara cara yang menyenangkan untuk melatih motorik anak, berikut akan saya berikan daftar kegiatan yang bisa merangsang anak untuk mengembangkan saraf motoriknya.
Kegiatan untuk motorik kasar :
- Bermain softplay yang biasanya terdapat di sekolah atau arena permainan di mall
- Berjalan diatas papan keseimbangan
- Berjalan mengikuti garis yang ditentukan
- Membantu menyapu lantai
- Bermain pura pura meniru gerakan hewan
- Mengelap meja
- Membantu mencuci botol susu dengan sikat atau mengelap piring plastik
- Menari
- Senam
- Bermain seluncur (perosotan)
- Bermain ayunan
- Memanjat
- Bermain sepeda dan skuter mini yang digerakkan oleh kaki
- Naik mobil mobilan yang digerakkan sendiri oleh kaki
- Menarik mobil mobilan yang diikat tali
- Mendorong
- Permainan pundak-lutut-kaki (sambil bernyanyi)
- Bermain Hop scotch
- Main lempar gelang
- Lempar tangkap bola
- Membawa nampan yang berisi peralatan makan dan minum
- Menuang air dari teko ke wadah (boleh menggunakan corong juga), alasi dengan nampan
- Menyusun balok balok besar sampai tinggi
- Merangkak di dalam terowongan
- Bermain palang kayu, lewat bawah palang dan tidak menyenggol atau melangkah diatasnya
- Bermain stepping stone, meloncati dari batu datar yang satu ke batu datar lainnya
- Bergelantungan
- Bermain bola bowling mainan
- Permainan berbaring di karpet kemudian berguling
- Permainan tradisional "ibu-ibuan (2 orang)" sambil berdiri, menggunakan sehelai kain panjang kemudian saling bergulung dan akhirnya berdempetan
- Merentangkan kain yang lebar dan menaruh bola warna warni kemudian melemparkannya ke udara dan menampungnya kembali dengan kain yang dilebarkan tersebut (2 orang yang berseberangan memegang ujung ujung kain)
- Berlatih naik turun tangga
- Bermain trampoline
- Menjepit bantal diantara kaki kemudian berjalan ataupun melompat
- Bermain bouncy hopper ball
Kegiatan untuk motorik halus :
- Mengikat tali sepatu
- Memasang kancing dan melepas kancing
- retselting pakaian atau tas (zipper)
- Mengkaitkan sesuatu
- Meniup lilin
- Berlatih menggunakan sendok dan garpu
- Memetik akar toge
- Mematahkan kacang panjang atau spaghetti yang belum dimasak
- Memipil jagung yang sudah direbus
- Bermain permainan manipulative
- Mengocok telur ataupun adonan
- Mengupas kulit telur rebus
- Menjepit benda dengan penjepit besar
- Memasang pejepit pakaian (jemuran) ke pingir piring plastik
- Kegiatan mencocok (biasanya dijual oleh penjual mainan edukatif)
- Menempelkan sticker
- Membuat kolase (menempelkan kapas, kulit telur, potongan kertas, manik manik atau benda lainnya pada sebuah gambar polos sehingga gambar menjadi timbul dan menarik)
- Menggunting
- Menggulung kain maupun kertas
- Melipat kertas
- Membuka dan menutup botol ulir
- Membuat tali simpul
- Tracing dengan jari tangan keatas permukaan kasar dan lembut
- Menggambar diatas pasir beralaskan nampan dengan menggunakan jari tangan
- Menyusun puzzle
- Meremas remas kacang hijau, kedelai dan biji bijian lainnya
- Memasukkan koin (uang logam) ke dalam celengan
- Menyerap air dengan menggunakan spons busa
- Bermain boneka tangan dan boneka jari
- Menempel dengan menggunakan lem (biarkan anak yang mengoleskan lem nya)
- Kegiatan melukis baik dengan krayon maupun cat warna (kuas)
- Mencap / stempel bermotif aneka gambar yang menarik
- Meronce
- Melukis dengan jari (finger painting)
- Bermain play dough
- Mencetak adonan dengan cookies cutter beragam bentuk khusus anak anak
- Menjahit (khusus anak anak, tanpa menggunakan jarum, tapi memasukkan tali ke dalam lubang lubang )
- Memasang magnet
Label:
Parenting and Education
The Amazing Baby's Brain / Otak Bayi yang Menakjubkan
Tahukah anda bahwa otak seorang bayi 250% lebih aktif dari otak orang dewasa?
Otak anak membentuk 1.000 triliun koneksi pada akhir tahun ketiga dan jumlah koneksi ini 2 kali lipat yang dimiliki orang dewasa. Sebagian sel sel otak yang disebut neuron terkait erat dengan sel sel lain sebelum bayi lahir, dan neuron neuron tersebut mengendalikan denyut jantung, pernapasan, refleks bayi dan mengatur fungsi fungsi lain yang penting untuk pertahanan.
Otak bayi dan anak menghasilkan sinapsis (koneksi) lebih cepat pada tahun pertama daripada tahun lain dalam kehidupan.
Periode puncak produksi sinapsis ini terus berkembang dimulai dari usia 0 bulan sampai dengan 10 tahun. Pada saat itu cabang-cabang sel saraf yang disebut dendrit tumbuh dan berkembang untuk membentuk triliunan sinapsis.
Periode produksi sinapsis yang cepat pada bagian otak tertentu tampaknya berhubungan dengan perkembangan tingkah laku yang terkait. Dalam hal ini rangsangan sangat diperlukan oleh bayi.
Riset terbaru tentang otak telah menghasilkan tiga temuan penting utama yaitu :
Pertama, kapasitas seorang individu untuk belajar dan berkembang dalam berbagai lingkungan tergantung hubungan timbal balik antara faktor alam (warisan genetik) dan cara asuh (perhatian, rangsangan dan pendidikan yang diperoleh).
Kedua, otak manusia secara unik dibentuk agar mengambil manfaat dari pengalaman dan pengajaran yang baik selama tahun tahun pertama kehidupan.
Ketiga, meskipun kesempatan dan risiko terbesar dialami selama tahun pertama kehidupan, proses pembelajaran tetap berlangsung selama siklus hidup manusia.
Berikut ini hasil riset otak dalam tahun tahun awal kehidupan bayi.
Otak anak membentuk 1.000 triliun koneksi pada akhir tahun ketiga dan jumlah koneksi ini 2 kali lipat yang dimiliki orang dewasa. Sebagian sel sel otak yang disebut neuron terkait erat dengan sel sel lain sebelum bayi lahir, dan neuron neuron tersebut mengendalikan denyut jantung, pernapasan, refleks bayi dan mengatur fungsi fungsi lain yang penting untuk pertahanan.
Otak bayi dan anak menghasilkan sinapsis (koneksi) lebih cepat pada tahun pertama daripada tahun lain dalam kehidupan.
Periode puncak produksi sinapsis ini terus berkembang dimulai dari usia 0 bulan sampai dengan 10 tahun. Pada saat itu cabang-cabang sel saraf yang disebut dendrit tumbuh dan berkembang untuk membentuk triliunan sinapsis.
Periode produksi sinapsis yang cepat pada bagian otak tertentu tampaknya berhubungan dengan perkembangan tingkah laku yang terkait. Dalam hal ini rangsangan sangat diperlukan oleh bayi.
Riset terbaru tentang otak telah menghasilkan tiga temuan penting utama yaitu :
Pertama, kapasitas seorang individu untuk belajar dan berkembang dalam berbagai lingkungan tergantung hubungan timbal balik antara faktor alam (warisan genetik) dan cara asuh (perhatian, rangsangan dan pendidikan yang diperoleh).
Kedua, otak manusia secara unik dibentuk agar mengambil manfaat dari pengalaman dan pengajaran yang baik selama tahun tahun pertama kehidupan.
Ketiga, meskipun kesempatan dan risiko terbesar dialami selama tahun pertama kehidupan, proses pembelajaran tetap berlangsung selama siklus hidup manusia.
Berikut ini hasil riset otak dalam tahun tahun awal kehidupan bayi.
- Semakin lembut rangsangan yang kita berikan, semakin banyak jumlah sinapsis otak yang terbentuk
- Semakin sering bayi dipeluk, dibuai dan digendong, semakin ia merasa aman dan mandiri apabila tumbuh dewasa nantinya
- Bayi memberi respon bila kita berbicara dengan suara "parentase" yaitu suara bertekanan tinggi yang dibuat orang dewasa ketika berbicara dengan bayi
- Bayi baru lahir memiliki respon alami terhadap musik melalui pengkondisiannya di dalam rahim terhadap ritme, suara dan gerakan
- Pengalaman sensorik positif dan interaksi sosial dengan orang dewasa mendorong kemampuan kognitif bayi
- Menyentuh, mendekap dan menggendong bayi tidak hanya terasa menyenangkan tapi juga membantu pertumbuhan otaknya.
- Kemampuan seorang anak untuk mengendalikan emosi bersandar pada pengalaman dan kasih sayang yang diperolehnya sejak dini
- Usaha untuk mengambil objek tertentu membantu otak mengembangkan koordinasi tangan dan mata
- Saat baru lahir, bayi dapat melihat objek paling baik pada jarak 8 sampai 12 inci (+- 30 cm) dari matanya
- Neuron penglihatan mulai terbentuk selama bulan pertama kehidupan. Kegiatan yang menstimulasi penglihatan bayi akan menjamin perkembangan visual yang baik.
- Pada usia dua bulan, bayi dapat membedakan perubahan mimik wajah
- Otak bayi bersandar pada umpan balik lingkungannya dan merangkainya sendiri ke dalam organ pikir dan emosi
- Bayi usia sebulan dapat melihat pada jarak sejauh 3 kaki dan mulai tertarik dengan lingkungan sekitar
- Apa yang dilihat dan dicium bayi menyebabkan terbentuknya koneksi otak
- Neuron untuk penglihatan mulai terbentuk di usia sekitar dua bulan. Stimulasi pada penglihatan akan membantu membuat koneksi visual
- Wmosi positif serta pengalaman fisik dan intelektual penting bagi pertumbuhan otak yang sehat
- Mengantarkan si kecil ke lapangan visual yang berbeda akan mengembangkan koordinasi dan keseimbangan tangan-mata. Keduanya adalah persyaratan merangkak dan berjalan
- Menguatkan otot pinggul bayi penting untuk kegiatan merangkak dan berjalan nanti
- Berbicara dengan bayi mengawali rangkaian neuron dari telinga untuk berhubungan dengan bagian pendengaran di otak
- Berkomunikasi dengan si kecil membantu neuron otak membuat koneksi bagi perkembangan bahasa
- Ketika masih di dalam rahim, bayi sudah mampu membedakan suara manusia
- Bernyanyi membantu menjalin ikatan yang dekat dengan bayi
- Saat lahir bayi menggerakan bagian bawah tubuhnya dengan cara tak terkendali. Otak secara progresif akan menghaluskan sirkuit untuk kegiatan motorik ini
- Melatih keterampilan visual penting selama enam bulan pertama kehidupan bayi
- Ungkapan pendek mempercepat perkembangan proses bahasa
- Bayi membutuhkan berbagai pengalaman berhubungan dengan sentuhan agar terbiasa dengan dunianya
- Perawatan dengan kasih sayang memberikan stimulasi emosional positif pada otak bayi
- Sentuhan lembnut akan membuatnya merasa aman dan nyaman menbantunya menjadi percaya diri dan pada akhirnya menjadi independen
- Mengembangkan kekuatan dan keseimbangan adalah landasan untuk merangkak
- Olahraga ringan dan pijat bayi bantu menguatkan otot otot besar untuk menyiapkan bayi berjalan
- Bayi yang baru berusia empat hari dapat membedakan satu bahasa dari lainnya dan segera memberi perhatian kepada suara suara itu.
- Jumlah kata yang didengar bayi setiap hari mempengaruhi kecerdasannya di masa depan, kebaikan sosial dan prestasi belajarnya.
- Berbicara dan bernyanyi mempercepat proses mempelajari kata kata baru
- Keterampilan motorik yang berulang ulang terus menerus menguatkan sirkuit neutral yang berasal dari wilayah berpikir otak dan keluar masuk ke saraf yang menggerakkan otot
- Menghubungkan ritme, gerakan dan ikatan batin menghasilkan banyak rangkaian di otak yang mungkin akan membantu bayi dalam perkembangannya di masa depan
- Mendengarkan musik menghubungkan sirkuit neutral di otak
- Kegiatan menimang dan mengayun adalah persyaratan untuk merangkak
- Ucapan dramatis mendorong ekspresi emosional pada anak. Hal ini selanjutnya mengaktifkan otak untuk mengeluarkan zat kimia yang membantu memori
- Bayi kecil memiliki tumpukan gen dan sinapsis otak yang segera membuat mereka siap untuk mempelajari musik
- Bergoyang dan menggapai membantu mengembangkan keterampilan motorik kasar di kemudia hari
- Ketika bayi menatap objek, ia sedang membuat koneksi antar neuron di bagian visual dan merangkai penglihatannya
- Jantung bayi berdenyut lebih kencang bila orangtua menatap matanya dan berbicara dengan suara berirama
- Pengalaman musikal menunjang kemampuan masa depan untuk berpikir abstrak terutama dalam hal yang berkaitan dengan ruang
- Sentuhan sama pentingnya dengan nutrisi dan vitamin
- Setiap orak yang muda membentuk koneksi neuron dan muskular yang diperlukan untuk berguling, duduk, merangkak, berdiri, berjalan dan berbicara dengan kecepatannya sendiri.
- Pengalaman berulang terhadap stress dapat menciptakan koneksi otak yang memicu ketakutan dan trauma
- Bayi yang didekap dan dirawat namun tidak dimanja tetapi dipenuhi kebutuhan emosinya dipastikan selanjutnya akan menunjukkan perilaku yang peduli.
- Di setiap permainan ciluk ba, ribuan koneksi dibentuk dan dikuatkan, dengan menambah sedikit perkembangan lebih kepada perangkaian kompleks yang akan bertahan selama sisa hidup anak. Pada usia yang terlanjur lebih besar, koneksi ini lebih sulit dibuat.
- Permainan ciluk ba pada bayi mengajarkan bahwa benda yang hilang akan muncul kembali. Hubungan rasa aman yang kuat akan membantu si kecil bertahan menghadapi tekanan hidup sehari hari.
- Susun Block, rangkai manik manik dan permainan ciluk ba dan permainan tradisional lainnya menguatkan perkembangan motorik, kognitif dan bahasa
- Permainan interaktif dengan bayi menyiapkan mereka untuk hubungan yang lebih kompleks di kemudian hari
- Keterampilan motorik halus dan kasar berkembang secara terpisah. Meskipun pada satu waktu keduanya membutuhkan latihan fisik secara bersamaan maka keterampilan itu hanya mengalami sedikit kemajuan
- Semakin dini musik dan komunikasi dikenalkan pada anak, potensi belajar anak akan makin tinggi. Anak anak yang sering berkomunikasi dan bernyanyi serta mendengar kata kata hampir selalu lancar berbahasa di usia 2,5 tahun.
- Memberi jeda antar kata saat berbicara membantu bayi berkonsentrasi pada bunyi bahasa
- Otak bayi mudah untuk mengingat banyak kata kata dan nama nama benda
- Otak mampu belajar sepanjang hayat, namun tidak ada waktu lain yang menandingi masa golden age untuk belajar
- Pengalaman dini masa kanak kanak melatih pengaruh dramatik
- Sentuhan dan kasih sayang ternyata membantu pencernaan si kecil dan membebaskannya dari stress
- Pengalaman sensorik dan interaksi sosial dengan bayi mendorong kemampuan intelektualnya di masa mendatang
- Melalui keajaiban scan PET, ilmuwan telah mempelajari bahwa bagian otak yang menyimpan memori benar benar fungsional pada usia sembilan hingga sepuluh bulan
- Anak anak akan mengingat cerita dan kejadian yang membangkitkan perasaan kuat dalam diri mereka
Label:
Parenting and Education
Selasa, 18 Februari 2014
Super Duper Busy Mom
Hi there working mom.
Terimakasih telah menyempatkan untuk melihat lihat blog saya dan membaca artikelnya.
Sebagai working mommy, kita begitu sibuk sehingga waktu untuk mengurus anak tidak banyak, jadi harus bagaimana ya agar anak kita tetap terperhatikan?
Kadang ada kakek dan nenek yang masih bersedia untuk mengasuh cucu cucu mereka dan mengurus cucu secara langsung, akan tetapi sebagian dari orangtua anak tidak mau merepotkan orangtua mereka lagi sebab selama ini mereka sudah berjerih payah membesarkan kita, anak anaknya.. jadi kita sebagai anak tidak mau merepotkan orangtua kita lagi dengan meminta mereka untuk mengurus cucu.
Ada beberapa cara yang biasa digunakan oleh working parents antara lain:
Disarankan juga untuk selalu stock barang barang keperluan bayi dan anak lainnya, buatkan juga jadwal tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, aturan-aturan dan catatan mengenai hal hal yang harus diperhatikan dan diikuti oleh pengasuh yang nantinya akan mengasuh sang anak, termasuk nomor handphone yang bisa dihubungi. Anda juga harus berinisiatif untuk menelpon guna memantau keadaan anak.
Lalu bagaimana soal makanan si kecil?
Jika mom terlalu sibuk untuk mempersiapkan makan si kecil namun tetap ingin memberikan makanan yang terbaik, saat ini sudah banyak katering-katering khusus untuk si kecil yang enak, bersih, bergizi dan pastinya menyehatkan (tidak mengandung bahan bahan berbahaya), berikut ini daftar katering baby dan toddler yang berlokasi di jakarta.
Sesibuk apapun mommy, usahakan untuk meluangkan waktu buat si kecil. Satu atau dua jam cukup bagi untuk membayar kerinduan si kecil. Kebahagiaan anak adalah dikasihi dan bersama orangtuanya. Perhatikan juga masalah pendidikan di lingkungan keluarganya, kita tidak bisa mengandalkan dan mempercayai sepenuhnya soal pendidikan anak kepada baby sitter dan PRT. Harus orangtua yang memberikan pendidikan kepada anak.
Good luck Mom!
Terimakasih telah menyempatkan untuk melihat lihat blog saya dan membaca artikelnya.
Sebagai working mommy, kita begitu sibuk sehingga waktu untuk mengurus anak tidak banyak, jadi harus bagaimana ya agar anak kita tetap terperhatikan?
Kadang ada kakek dan nenek yang masih bersedia untuk mengasuh cucu cucu mereka dan mengurus cucu secara langsung, akan tetapi sebagian dari orangtua anak tidak mau merepotkan orangtua mereka lagi sebab selama ini mereka sudah berjerih payah membesarkan kita, anak anaknya.. jadi kita sebagai anak tidak mau merepotkan orangtua kita lagi dengan meminta mereka untuk mengurus cucu.
Ada beberapa cara yang biasa digunakan oleh working parents antara lain:
- Memakai jasa babysitter / nanny yang bisa dipercaya dan sayang anak untuk mengasuh anak kita. Terkadang ada juga Mba atau PRT yang pandai mengurus anak karena sudah pengalaman mengurus anak sendiri di kampungnya atau PRT itu memang pandai mengurus anak kecil walaupun belum pernah punya anak. Kalau kita khawatir meninggalkan anak kita di tangan mereka, kita bisa memasang kamera CCTV di rumah yang bisa dilihat melalui koneksi internet dan terhubung dengan ponsel atau gadget kita sehingga kapanpun kita tetap bisa memantau anak kita dari mana saja. Kita juga bisa meminta tetangga kita untuk tolong bantu memantau keadaan rumah dan anak kita di kala kita sedang pergi bekerja, , memang agak merepotkan tetangga, tapi kita bisa mengimbanginya dengan sesekali membawakan makanan makanan atau barang barang untuk tetangga kita itu sebagai tanda terimakasih atas bantuannya.
- Menitipkan anak di rumah kakek neneknya, tapi kita juga harus membawa babysitter / nanny / PRT untuk membantu. Jadi kakek dan nenek bertugas hanya sebagai pengawas saja sedangkan yang mengerjakan tugas tugas mengurus anak tetap babysitter / nanny / PRT tersebut.
- Menitipkan anak di DAYCARE, sebuah tempat penitipan anak bagi orangtua yang sibuk. Semua hal akan dikerjakan oleh pengasuh pengasuh di DAYCARE tersebut, paling kita hanya membawakan perlengkapannya saja. Nanti orangtua akan menjemput sang anak ketika pulang kerja. Carilah DAYCARE yang mempunyai reputasi baik, sebaiknya anda survey terlebih dahulu.
- Bagi orangtua yang memiliki usaha sendiri, bisa membawa anak serta ke tempat kerja sambil membawa pengasuh. Di tempat kerja itu bisa dibuatkan sebuah ruang khusus untuk menempatkan anak, dilengkapi dengan perabot dan segala keperluan sang anak. Jadi sambil bekerja orangtua tetap bisa melihat sang anak.
Disarankan juga untuk selalu stock barang barang keperluan bayi dan anak lainnya, buatkan juga jadwal tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, aturan-aturan dan catatan mengenai hal hal yang harus diperhatikan dan diikuti oleh pengasuh yang nantinya akan mengasuh sang anak, termasuk nomor handphone yang bisa dihubungi. Anda juga harus berinisiatif untuk menelpon guna memantau keadaan anak.
Lalu bagaimana soal makanan si kecil?
Jika mom terlalu sibuk untuk mempersiapkan makan si kecil namun tetap ingin memberikan makanan yang terbaik, saat ini sudah banyak katering-katering khusus untuk si kecil yang enak, bersih, bergizi dan pastinya menyehatkan (tidak mengandung bahan bahan berbahaya), berikut ini daftar katering baby dan toddler yang berlokasi di jakarta.
- Baby Toddy : menu yang dibuat banyak diantaranya menu Indonesia, oriental dan sebagian lagi western. Menyediakan beberapa frozen food, beberapa jenis baso, selai, wonton, sauce dan dessert. Ada ayam tim obat baik yang sudah jadi maupun sekedar bahan baku herbalnya saja.
- Baby Bar : menu yang dibuat kebanyakkan adalah jenis western. Ada berbagai macam produk yang ditawarkan baik frozen, dessert, puree, cookies, sauce dan lain sebagainya. Tinggal pilih saja.
- Bebitang : terkenal dengan frozen foodnya karena pilihannya banyak banget, tetapi ada menu kateringnya juga. Bebitang juga menulis buku-buku resep makanan bayi dan balita.
- Mama kannin : Menunya kebanyakkan ala western, ada cookies dan puree. Mama kannin juga menyediakan paket menu untuk acara acara pesta ultah anak anak.
- Pureeland : Menu kateringnya rata rata western juga. Menyediakan banyak pilihan menu menu lainnya termasuk puree, cookies, sauce, kerupuk tuna baby and toddler dan lain sebagainya
Sesibuk apapun mommy, usahakan untuk meluangkan waktu buat si kecil. Satu atau dua jam cukup bagi untuk membayar kerinduan si kecil. Kebahagiaan anak adalah dikasihi dan bersama orangtuanya. Perhatikan juga masalah pendidikan di lingkungan keluarganya, kita tidak bisa mengandalkan dan mempercayai sepenuhnya soal pendidikan anak kepada baby sitter dan PRT. Harus orangtua yang memberikan pendidikan kepada anak.
Good luck Mom!
Label:
Parenting and Education
Feelings and Emotions
Teaching about feelings to kids.
Let they know about feelings so they can express themselves.
“Sometimes i’m happy, sometimes i’m lonely, sometimes i’m worried
and sad, sometimes i’m angry and mad.”
“i smile when i’m happy, i cry when i’m lonely, i shout and
stamp if i’m mad, i shake when i’m scared, blush if embrassed and jump up and
down when i’m glad”
Here’s some expression of feelings and emotions.
SCARED
When your heart is a’ thumping
and your knee caps are a’ jumping and your voice is so wobbly, you can’t
speak. Then there must be something scary. Could be a spider, big and hairy, or
a monster in the closet – don’t dare peak!
When your tummy feels all squirmy and your hands cannot grip firmly ‘cause
they’re sweaty and their shaking to and fro. Your body’s saying it’s afraid. A
thumping, shaking, fear parade. If you can run, you’d better do it quick and
go!
JEALOUS
I wish my hair was longer
I wish my arms were stronger
I wish my nose was straight and not so long
I wish my bike was newer
I wish my eyes were bluer
I wish my voice could sing a nicer song
I wish i had Ben’s brother
I wish i had Beth’s mother
I wish i had Carla’s bedroom, it’s so big and pinky
I wish i had Jane’s bpuncy ball
I wish I had Jack’s waterfall
I wish i had a black pot bellied pig
I wish my name was Alexadra
I wish i could my mom allowed me eat candy like her
I wish i was a superman
I wish i had a glamorous gran
I wish i could be right and never be wrong
ANGRY
I’m like a human volcano, I buble and hiss inside. My anger is hot and
do you know what? You might just want to hide.
There’s steam coming out of my ears. There’s a stomp coming out of my
feet. I’ll scream and shout, so you’re in no doubt. That i’m angry and you’ll
all feel the heat.
I might go and punch a pillow. I might go and shout at the cat. I might
count to ten, scribble pictures in felt pen. I might jump, or hit balls with a
bat.
Then the fire will start to die down and the heat will cool in a while.
The steam from my ears, the shouts and angry tears will be gone, and if you’re
lucky, i will smile.
EMBARRASSED
I feel so silly, i don’t want to go red. I wish i could vanish, or hide
under my bed. Everyone’s laughing, they think it’s such fun to see me embarrassed,
at what i have done.
I want to hide, to run far away. But i have to stand here, i have to
stay. My friends think it’s funny, i think it’s not. It’s hard to look cool,
when your face is so hot!
I’ll wait a while, ‘til my face desn’t glow. I’ll try to be calm, for
there’s one thing i know. Today, i’m embarrassed, it makes my face burn. But
don’t laugh too hard, next it might be your turn!
SAD
When tears sting my eyes and i don’t know i’m going to cry. I wish it
didn’t have to be this way. If only i could dry them, sook them up or simply
hide them. Forget all about them – go and play.
But when tears sting my eyes and i know i’m going to cry. I know that
it has to be this way. I need to let them flow, find somebody that i know. “i’m
sad and want a hug” i need to say.
When my eyes are dry of tears and i’ve let my body weep. I blow my nose
and blink my eyes a little while. I really don’t know why, but once you’ve had
a cry, you feel relieved and so much
better, by a mile
HAPPY
My lips stretch out into a great big smile. My eyes shine and twinkle,
and sparkle for a while.
I can’t stand still, or sit in a chair. I jump up and down, wave my
hands in the air.
Laughter bubbles up from deep below and burst out my mouth, with a yo
ho ho.
I dance a silly dance and i sing a silly song. I think i’d get worn out
if i was happy all day long.
Label:
Parenting and Education
Senin, 17 Februari 2014
Kinds of school Philosophies and Approach
There are so many kinds of schools in the world with different philosophies and approach. Which one is match with your preschool kid's needs? Sometimes some schools are offering the program that unfamiliar for us.
May be you want to understand some basic philosophies that underlie these preschools so that you can match it with your child's personality and learning style.
Montessori
The Montessori school philosophy is based on the work of Maria Montessori, an Italian educator, who founded the movement in 1907. In montessori class, students are individual learner, while teachers are the guides. Many hands on activities and the school prepares many materials for learning. These materials are special made designs, most of them are made from quality woods and for specific purposes. The students are learning to be responsible and care with their friends, learning about fice areas : practical life, sensorial, mathematic, language and cultural. A wide range of ages are gathered in the same room, which all of the children are encouraged to help each other to learn. Each students focus at working in their own pace which promotes a healthy environment for special needs children.
Waldorf
The Waldorf philosophy, which began with the founding of the first Waldorf school in 1919, is based on the ideas of Austrian educator Rudolf Steiner. The underlying principle of the Waldorf program is dependable routine. The daily and weekly schedule follows a consistent rhythm, and teachers often remain with the same group of students for up to eight years, allowing them to form a trusting relationship. The atmosphere is home-like, with all-natural furnishings and playthings and a group-oriented curriculum. Waldorf emphasizes creative learning, such as play-acting, story readings, singing, and cooking. The goal of this system is to develop the child emotionally and physically as well as intellectually. A Waldorf school is good for students who thrive on predictable rhythms
Reggio Emilia
Reggio Emilia schools are based on the highly successful preschools developed by the townspeople of Reggio Emilia, Italy during the 1940s. As in Montessori, students take the lead in learning. The curriculum consists of projects that reflect the interests of the students. Teachers observe the spontaneous curiosity of their students, and then guide them to create projects that reflect their pursuits. Children are expected to learn through mistakes rather than correction, as they are considered equal learners. Their play and projects are documented in photographs and records of their own words, which allows teachers and parents to follow each student's progress and helps children see their actions as meaningful. Reggio Emilia schools emphasize creativity and artistic representation, so they may be a good choice for students who are learning English.
Project-based
Schools with a project-based approach consider children to be individual learners and teachers to be guides. Students work together and with their teachers to negotiate, plan and work through projects. Their lessons are enhanced with real-world connections, field trips and projects. This approach encourages skill application and positive learning habits by attempting to make learning as pleasant and self-motivated as possible. This is a good program for children who work well in an unstructured environment.
High/scope
High/Scope was started by Dr. David Weikart, a Michigan educator, in 1970. The program deemphasizes social and emotional development in favor of academic skill development. Children and adults learn collaboratively, and students are encouraged to make independent decisions about materials and activities. High/Scope advocates learning experiences such as arranging things in order, counting and telling time as well as more creative and linguistic activities such as singing and dictating stories. Some programs involve computers in the learning process. High/Scope was originally developed for at-risk urban children and is appropriate for children who benefit from one-on-one attention, including special needs children.
Bank Street
Bank Street preschools are based on the early childhood program run by Bank Street College of Education in New York City, which was founded by Lucy Sprague Mitchell in 1916. In Bank Street programs, children are regarded as active learners and the world around us is considered to be the best teaching tool. Lessons focus on the social sciences (such as history, geography and anthropology). Artistic and scientific lessons are included within cultural lessons resulting in an integrated curriculum. Classroom toys are basic, encouraging children to exercise imagination during play. Children may work alone or in groups, with specially trained teachers guiding. Bank Street programs are good for children who learn well in an unstructured environment.
Religious
Many churches, mosques and other religious beliefs offer preschool programs. They may follow any preschool philosophy in determining curriculum, and they may incorporate varying degrees of religious content and/or training. If you are interested in a religious-based program, be sure to ask about their curriculum and philosophy
Language immersion
In a language immersion preschool, all or most of the classes are conducted entirely in the new language. The teacher may demonstrate her meaning while she speaks, but rarely or never translates. This method is more appropriate for young children than translation learning (the more common teaching method for adults). The content may be guided by other preschool philosophies. The focus on a new language develops the child's language acquisition ability while providing fluency in the new language. Language immersion is best for children who are developing first language skills at a normal rate. It may temporarily slow development of the first language, and so it's inappropriate for children who are struggling in this area.
International school
An international school is usually a school instituted by a foreign country in another country. The language of the country of origin (often English) is typically used to conduct most or all of the classes. These schools were often set up for the benefit of the children of expatriates and local children who wish to learn the language. An international school may teach other languages in addition to the main language. These schools are best for children who are temporarily in a foreign country or for parents who want their children to learn the new language.
E-learning
Using electronic media and information and communication technology (ICT) in education. E-learning is broadly inclusive of all forms of educational technology in learning and teaching. multimedia learning, technology-enhanced learning (TEL), computer-based instruction (CBI), computer-based training (CBT), computer-assisted instruction or computer-aided instruction (CAI), internet-based training (IBT), web-based training (WBT), online education, virtual education, virtual learning environment (VLE) (which are also called learning platforms) and digital educational collaboration. These alternative names emphasize a particular aspect, component or delivery method.
E-learning includes numerous types of media that deliver text, audio, images, animation, and streaming video, and includes technology applications and processes such as audio or video tape, satellite TV, CD-ROM, and computer-based learning, as well as local intranet/extranet and web-based learning. Information and communication systems, whether free-standing or based on either local networks or the Internet, underly many e-learning processes.
E-learning can occur in or out of the classroom. It can be self-paced, or may be instructor-led, synchronous learning. E-learning is suited to distance learning and flexible learning, but it can also be used in conjunction with face-to-face teaching, in which case the term blended learning is commonly used.
Reference : www.greatschools.org
en.wikipedia.org
May be you want to understand some basic philosophies that underlie these preschools so that you can match it with your child's personality and learning style.
Montessori
The Montessori school philosophy is based on the work of Maria Montessori, an Italian educator, who founded the movement in 1907. In montessori class, students are individual learner, while teachers are the guides. Many hands on activities and the school prepares many materials for learning. These materials are special made designs, most of them are made from quality woods and for specific purposes. The students are learning to be responsible and care with their friends, learning about fice areas : practical life, sensorial, mathematic, language and cultural. A wide range of ages are gathered in the same room, which all of the children are encouraged to help each other to learn. Each students focus at working in their own pace which promotes a healthy environment for special needs children.
Waldorf
The Waldorf philosophy, which began with the founding of the first Waldorf school in 1919, is based on the ideas of Austrian educator Rudolf Steiner. The underlying principle of the Waldorf program is dependable routine. The daily and weekly schedule follows a consistent rhythm, and teachers often remain with the same group of students for up to eight years, allowing them to form a trusting relationship. The atmosphere is home-like, with all-natural furnishings and playthings and a group-oriented curriculum. Waldorf emphasizes creative learning, such as play-acting, story readings, singing, and cooking. The goal of this system is to develop the child emotionally and physically as well as intellectually. A Waldorf school is good for students who thrive on predictable rhythms
Reggio Emilia
Reggio Emilia schools are based on the highly successful preschools developed by the townspeople of Reggio Emilia, Italy during the 1940s. As in Montessori, students take the lead in learning. The curriculum consists of projects that reflect the interests of the students. Teachers observe the spontaneous curiosity of their students, and then guide them to create projects that reflect their pursuits. Children are expected to learn through mistakes rather than correction, as they are considered equal learners. Their play and projects are documented in photographs and records of their own words, which allows teachers and parents to follow each student's progress and helps children see their actions as meaningful. Reggio Emilia schools emphasize creativity and artistic representation, so they may be a good choice for students who are learning English.
Project-based
Schools with a project-based approach consider children to be individual learners and teachers to be guides. Students work together and with their teachers to negotiate, plan and work through projects. Their lessons are enhanced with real-world connections, field trips and projects. This approach encourages skill application and positive learning habits by attempting to make learning as pleasant and self-motivated as possible. This is a good program for children who work well in an unstructured environment.
High/scope
High/Scope was started by Dr. David Weikart, a Michigan educator, in 1970. The program deemphasizes social and emotional development in favor of academic skill development. Children and adults learn collaboratively, and students are encouraged to make independent decisions about materials and activities. High/Scope advocates learning experiences such as arranging things in order, counting and telling time as well as more creative and linguistic activities such as singing and dictating stories. Some programs involve computers in the learning process. High/Scope was originally developed for at-risk urban children and is appropriate for children who benefit from one-on-one attention, including special needs children.
Bank Street
Bank Street preschools are based on the early childhood program run by Bank Street College of Education in New York City, which was founded by Lucy Sprague Mitchell in 1916. In Bank Street programs, children are regarded as active learners and the world around us is considered to be the best teaching tool. Lessons focus on the social sciences (such as history, geography and anthropology). Artistic and scientific lessons are included within cultural lessons resulting in an integrated curriculum. Classroom toys are basic, encouraging children to exercise imagination during play. Children may work alone or in groups, with specially trained teachers guiding. Bank Street programs are good for children who learn well in an unstructured environment.
Religious
Many churches, mosques and other religious beliefs offer preschool programs. They may follow any preschool philosophy in determining curriculum, and they may incorporate varying degrees of religious content and/or training. If you are interested in a religious-based program, be sure to ask about their curriculum and philosophy
Language immersion
In a language immersion preschool, all or most of the classes are conducted entirely in the new language. The teacher may demonstrate her meaning while she speaks, but rarely or never translates. This method is more appropriate for young children than translation learning (the more common teaching method for adults). The content may be guided by other preschool philosophies. The focus on a new language develops the child's language acquisition ability while providing fluency in the new language. Language immersion is best for children who are developing first language skills at a normal rate. It may temporarily slow development of the first language, and so it's inappropriate for children who are struggling in this area.
International school
An international school is usually a school instituted by a foreign country in another country. The language of the country of origin (often English) is typically used to conduct most or all of the classes. These schools were often set up for the benefit of the children of expatriates and local children who wish to learn the language. An international school may teach other languages in addition to the main language. These schools are best for children who are temporarily in a foreign country or for parents who want their children to learn the new language.
E-learning
Using electronic media and information and communication technology (ICT) in education. E-learning is broadly inclusive of all forms of educational technology in learning and teaching. multimedia learning, technology-enhanced learning (TEL), computer-based instruction (CBI), computer-based training (CBT), computer-assisted instruction or computer-aided instruction (CAI), internet-based training (IBT), web-based training (WBT), online education, virtual education, virtual learning environment (VLE) (which are also called learning platforms) and digital educational collaboration. These alternative names emphasize a particular aspect, component or delivery method.
E-learning includes numerous types of media that deliver text, audio, images, animation, and streaming video, and includes technology applications and processes such as audio or video tape, satellite TV, CD-ROM, and computer-based learning, as well as local intranet/extranet and web-based learning. Information and communication systems, whether free-standing or based on either local networks or the Internet, underly many e-learning processes.
E-learning can occur in or out of the classroom. It can be self-paced, or may be instructor-led, synchronous learning. E-learning is suited to distance learning and flexible learning, but it can also be used in conjunction with face-to-face teaching, in which case the term blended learning is commonly used.
Reference : www.greatschools.org
en.wikipedia.org
Label:
Parenting and Education
Knowing Autism And What To Do / Mengenal Autisme dan yang harus dilakukan
Autism spectrum disorder (ASD) and autism are both general terms for a group of complex disorders of brain development. These disorders are characterized, in varying degrees, by difficulties in social interaction, verbal and nonverbal communication and repetitive behaviors. With the May 2013 publication of the DSM-5 diagnostic manual, all autism disorders were merged into one umbrella diagnosis of ASD. Previously, they were recognized as distinct subtypes, including autistic disorder, childhood disintegrative disorder, pervasive developmental disorder-not otherwise specified (PDD-NOS) and Asperger syndrome.
ASD can be associated with intellectual disability, difficulties in motor coordination and attention and physical health issues such as sleep and gastrointestinal disturbances. Some persons with ASD excel in visual skills, music, math and art.
Autism appears to have its roots in very early brain development. However, the most obvious signs of autism and symptoms of autism tend to emerge between 2 and 3 years of age. Autism Speaks continues to fund research on effective methods for earlier diagnosis, as early intervention with proven behavioral therapies can improve outcomes. Increasing autism awareness is a key aspect of this work and one in which our families and volunteers play an invaluable role.
One of the most important things you can
do as a parent or caregiver is to learn the early signs of autism and
become familiar with the typical developmental milestones that your
child should be reaching.
The following "red flags" may indicate your child is at
risk for an autism spectrum disorder. If your child exhibits any of the
following, please don’t delay in asking your pediatrician or family
doctor for an evaluation:- No big smiles or other warm, joyful expressions by six months or thereafter
- No back-and-forth sharing of sounds, smiles or other facial expressions by nine months
- No babbling by 12 months
- No back-and-forth gestures such as pointing, showing, reaching or waving by 12 months
- No words by 16 months
- No meaningful, two-word phrases (not including imitating or repeating) by 24 months
- Any loss of speech, babbling or social skills at any age
Not long ago, the answer to this question would have been “we have no idea.” Research is now delivering the answers. First and foremost, we now know that there is no one cause of autism just as there is no one type of autism. Over the last five years, scientists have identified a number of rare gene changes, or mutations, associated with autism. A small number of these are sufficient to cause autism by themselves. Most cases of autism, however, appear to be caused by a combination of autism risk genes and environmental factors influencing early brain development.
In the presence of a genetic predisposition to autism, a number of nongenetic, or “environmental,” stresses appear to further increase a child’s risk. The clearest evidence of these autism risk factors involves events before and during birth. They include advanced parental age at time of conception (both mom and dad), maternal illness during pregnancy and certain difficulties during birth, particularly those involving periods of oxygen deprivation to the baby’s brain. It is important to keep in mind that these factors, by themselves, do not cause autism. Rather, in combination with genetic risk factors, they appear to modestly increase risk.
A growing body of research suggests that a woman can reduce her risk of having a child with autism by taking prenatal vitamins containing folic acid and/or eating a diet rich in folic acid (at least 600 mcg a day) during the months before and after conception.
Increasingly, researchers are looking at the role of the immune system in autism. Autism Speaks is working to increase awareness and investigation of these and other issues, where further research has the potential to improve the lives of those who struggle with autism.
What Does it Mean to Be “On the Spectrum”?
Each individual with autism is unique. Many of those on the autism spectrum have exceptional abilities in visual skills, music and academic skills. About 40 percent have intellectual disability (IQ less than 70), and many have normal to above average intelligence. Indeed, many persons on the spectrum take deserved pride in their distinctive abilities and “atypical” ways of viewing the world. Others with autism have significant disability and are unable to live independently. About 25 percent of individuals with ASD are nonverbal but can learn to communicate using other means. Autism Speaks’ mission is to improve the lives of all those on the autism spectrum. For some, this means the development and delivery of more effective treatments that can address significant challenges in communication and physical health. For others, it means increasing acceptance, respect and support.
Good Resource from : http://www.autismspeaks.org
Beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua dari anak yang menderita autis antara lain :
1. Mendaftarkan pada sekolah khusus autis atau tempat terapi yang menerapkan metode ABA
2. Diet ketat bagi anak autis. bisa dilihat : www.gfcfdiet.com , http://legacy.autism.com/treatable/adams_biomed_summary.pdf
3. Konsultasi dengan pakar autisme
4. Musik memberi pengaruh yang bagus untuk anak autis, anda boleh mengikut sertakan anak anda ke tempat kursus musik khusus anak autis.
5. Jika anak anda hiperaktif, bisa mengajaknya untuk belajar renang.
6. Terapi lumba lumba
7. Memperdengarkan CD gelombang otak khusus anak autis
8. Menggunakan alat bantu komunikasi berupa PECS Card bisa diambil dari : www.autiplan.com
9. Menerapkan metode seperti di tempat terapi di rumah.
10. Memberikan vitamin dan obat khusus untuk menunjang kemajuan dan perkembangan anak autis. www.nordicnaturals.com (di indonesia juga sudah ada yang mengimportnya)
11. Perhatikan dan awasi selalu anak anda, terutama saat berpergian keluar rumah.
12. Berikan mainan yang bisa merangsang perkembangannya.
13. Jangan biarkan anak anda menonton TV berlama lama karena hal itu memberikan efek buruk
padanya.
Teruslah berusaha dan jangan pernah menyerah. Bergabunglah dengan komunitas komunitas yang berhubungan dengan autisme agar mendapatkan banyak informasi (www.childrensdisabilities.info , www.autismfamilyonline.com ) di Indonesia pun ada beberapa perkumpulan dari orangtua yang anaknya mengidap autis, silahkan digoogling.
Banyak situs yang membahas tentang autisme : www.autism-insar.org , www.autism.com , www.wrightslaw.com , www.autism-society.org , www.teacch.com, www.autismtreatmentcenter.org , http://education.uscb.edu/autism/index.html , www.lovaas.com , www.icdl.com , www.rdiconnect.com , www.vesid.nysed.gov/specialed/autism/apqi.htm
Semoga informasi diatas berguna.
Label:
Parenting and Education
Minggu, 16 Februari 2014
Scientific Fingerprints Analysis / Analisa Sidik Jari
What is Scientific Fingerprints Analysis (dermatoglyphics)? Dermatoglyphics is the study of the skin patterns on fingers and hands. These patterns are unique and heavily linked with one's genetic composition, and are closely related to the central nervous system. The study has absolute scientific basis, and has been analysed and proved with evidence in anthropology, genetics, medicine and statistics.Well, in other word, it's a way to know your brain potential, right carreer, manage your relationship, and know your child inborn ability. Through this analysis, you are able to determine your inborn talents, multiple intelligences , most suitable career/course of study based on your character and ability, most suitable working/studying environment, best way to communicate between you & your children, knowing your children's leadership abilities, IQ, EQ, CQ, AQ, and so much more. It really helps you to educate your children, if you know the character of your children.
the benefits are :
- Understand your child's natural character traits
- Identify best learning styles for him/her
- Identify his/her innate talents and weaknesses
- Subject and educational stream selection
- Reduce effort wasted over irrelevant course
- Use the right parenting and teaching method
- Develop understanding and comfort through better communication
After a simple method of collecting all 10 fingerprints, the results are then collated into a detailed report based on the theory of Multiple Intelligences - which states that everyone is intelligent in at least eight different ways and can develop each aspect of intelligence to an average level of competency. These intelligences show whether your logical skills are higher than your linguistic ones, if you're rhythmically inclined, a naturalist or if you are left brain thinker (someone who analyses everything) or a right brain one (artistic).
Are you interest to analysed your child's fingerprints, parents?
Label:
Parenting and Education
Creating A Playroom For Your Kids / Menciptakan Ruang Bermain untuk Anak
Most kids are active, they also curious at many things. If your house has an extra space or room, it would be great if you functioned it into a playroom. Your kids will love it too.
Here are some tips that i can share with you..
- The most important thing is : Make it safe . Your child safety is the number one when you create a playroom for your little one. No sharp thing or anything that will harm them. Sometimes they stick a finger in a wall outlet or taste something from a bottle under the sink. Remove all unsafe household products such as cleaners, toxic liquids and materials, paints. Choose non-toxic and unbreakable wood, plastic or metal furnishings instead of those made of glass or covered with suspect paint. Remove anything that can get hot or cause burns. Install child-safe "gates" that adjust to span any door opening to prevent your toddler from wandering out of the playroom. Never allow toddlers to play with small game pieces or toys with detachable small parts that may present a choking hazard.
- Furnished the playroom with child-sized chairs, tables and shelves for their books, toys and games makes everything accessible and encourages use. Put the toys that can stimulate and educate your child such as puzzles, crafts, wooden toys, hands on projects, painting, thinking blocks, pretend plays, ride on, balance bar to step on it and other sports activity. Try to always stimulate the five senses of your child. Make a not to high shelf, so that your children can reach the books and toys they want.
- Try to choose one bold color to create an accent wall and paint the rest white or other neutral color. As tastes change, it is much easier to repaint one wall than four. Furnishings and accessory pillows, drapes, pictures and toys can also make use of color to brighten drab areas. May be you also can put some beautifull and funny pictures.
- Think years ahead and use adjustable shelves and versatile beds, chairs and tables that grow with your child. Leaving an open space in the center of the room also gives you the flexibility to shift the space as needed as your toddler grows and her interests change. Give enough windows so the sun light can bright the playroom.
- Always keep your child's playroom clean.
Label:
Parenting and Education
Sabtu, 15 Februari 2014
Make Your Child The Happiest Kid
Mengasuh anak bukanlah pekerjaan mudah. Sama seperti pernikahan yang membutuhkan komitmen. Dalam mengasuh dan membesarkan anak, sebagai orangtua haruslah punya komitmen ditambah dengan tekad, strategi dan kesabaran.
Terkadang kita berpikir apakah kita sudah menjadi orangtua yang baik bagi anak, apakah anak kita bahagia atau tertekan dan lain sebagainya.
Setiap orangtua memiliki pola asuh yang berbeda beda, tips tips seputar pengasuhan dan pendidikan anak hanya perlu disesuaikan dengan pola asuh masing masing orangtua, yang penting adalah jadilah orangtua yang memberikan contoh yang baik bagi anak anaknya, karena anak anak adalah peniru yang ulung dan lingkungan keluarga adalah sekolah utama bagi para anak anak.
Berikan pondasi yang kuat bagi anak anak sejak usia dini (sebuah kota dan negara tidak dibangun dalam semalam). Dunia berkembang dengan sangat cepat dan manusia dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan jaman jika tidak ingin tertinggal dari persaingan nantinya. Bekalilah anak anak moms and dads sejak dini. Tentunya dengan cara yang menyenangkan buat sang anak.
- Berikan kasih sayang yang cukup
- Berikan rasa aman untuk anak kita
- Bangunlah kepercayaan anak terhadap orangtua.
- Anak anak perlu berkomunikasi dengan orangtuanya.
- Ajari anak mengenai pengontrolan diri seperti : mengatur perasaan dan emosi, pemilihan kata kata yang tepat ketika berucap, mengatur tindakan dan kesopan santunan, mengatur gerakan tubuh dan kendali atas lingkungan
- Sapalah anak di pagi hari dan berikan senyuman manis dan tulus anda. Hal itu dapat membantu anak dalam menghadapi hari baru dengan antusias dan bersemangat, tanamkan terlebih dahulu harapan, impian dan potensi sebelum yang lain menghancurkannya. Sebuah senyuman melindungi mereka dari dunia yang suram.
- Anak anak bertubuh lebih kecil dari kita, dapatkah anda membayangkan jika mereka harus selalu menengadah keatas untuk berbicara dengan kita? Berlututlah dan anda dapat berbicara kepada mereka sambil menatap mata mereka, menggenggam tangan mereka, mengelus pipi, mengusap kepala, memeluk mereka bahkan dapat berkedipan mata dengan mereka sambil berkata dengan halus dan penuh kasih sayang.
- Ketika bermain dengan anak, biarkanlah mereka yang memimpin. Hal ini dapat menumbuhkan motivasi, semangat dan jiwa kepemimpinan mereka.
- Sebagai orangtua, selalulah berusaha untuk memenuhi tiap kebahagiaan anak.
- Apapun usaha anak anda, hargailah dan berbanggalah atas usaha mereka. Janganlah hanya terpaku pada hasilnya. Usaha anak lebih penting, dengan begitu mereka akan terus termotivasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Jangan mengejek ataupun mencemooh mereka. Lain kali mereka tidak akan bersemangat untuk mengusahakannya lagi.
- Orangtua adalah contoh bagi anak anak. Anak anak sering memperhatikan orangtua mereka. Beritahukan kepada mereka bahwa anda sedang belajar atau sedang berusaha melakukan sesuatu hal yang baru, ajarkan kepada mereka keberanian, berusaha, gagal dan gigih. Dengan begitu anak anda akan selalu bertumbuh.
- Kadangkala orangtua perlu berlaku sebagai anak kecil agar anda dan anak anda selalu terhubung (terkoneksi), ubahlah suara anda, bersikap agak konyol dan bermain bersama. Tak perlu merasa malu karena mereka adalah makhluk yang paling bisa menerima anda apa adanya
- Anak anak selalu ingin tahu. Kenalkanlah banyak hal kepada mereka agar wawasannya bertambah. Ajaklah berpetualang, ciptakan permainan seru, berikan kejutan.
- Banyaklah bercerita kepada anak agar imajinasi mereka berkembang. Berikan cerita cerita yang bermakna.
- Pada dasarnya anak anak senang belajar dan mereka senang bertanya, jawablah pertanyaan mereka dengan baik dan jawablah dengan jujur kepada mereka jika anda tidak tahu jawabannya, lakukan penelitian, berpikir dan carilah jawabannya bersama sama. Dengan begitu sikap pembelajar mereka akan tetap terpelihara.
- Anak yang sehat juga tentunya berbahagia, perkenalkan anak anda pada berbagai makanan dengan nutrisi yang baik tetapi jangan paksa mereka jika ada makanan yang tidak mereka sukai.
- Rancanglah kegiatan menarik untuk dilakukan anak, sehingga anak tidak hanya menganggur dan menonton televisi. Terlalu banyak menonton televisi akan memudarkan kreativitas anak.
- Luangkan lebih banyak waktu untuk bersama dengan anak anda. Berkomunikasi dengan anak akan mengembangkan kosakata bahasanya dan anak anak juga merupakan pendengar yang baik, mereka akan banyak mendengarkan anda, begitupun seharusnya anda, jadilah pendengar yang baik untuk anak anda juga.
- Jangan terlalu over protektif terhadap anak, berikanlah kebebasan kepada anak.
- Bimbing dan temanilah anak saat menonton televisi atau film, berikan komentar dan dia pun akan menanggapinya. Hal ini akan membuat mereka terkesan.
- Kunjungilah museum, galeri seni, kebun binatang. bermain di taman, perkebunan, keindahan alam, perjalanan keluar kota. Tunjukkan juga kegiatan orang yang beragam.
- Anak anak mengharapkan kehadiran orangtuanya secara fisik, bukan hanya diperhatikan dari jauh atau sekedar menelpon. Bagi seorang anak kebersamaan dengan orangtua yang mereka sayangi merupakan kebahagiaan bagi mereka.
- Jangan menanyakan hal yang sama berulang ulang, karena mereka akan bosan. Berikan pertanyaan yang berbeda ketika mereka pulang sekolah, dan berikan pujian untuk mereka ketika mereka melakukan sesuatu yang baik dan terpuji.
- Jangan memaksa anak untuk menjadi sama seperti kita. Mereka punya hak untuk memilih dan bertindak. Biarkanlah mereka bertumbuh tanpa tekanan, dengan begitu mereka akan lebih berbahagia.
- Meminta dan bukannya memerintah anak untuk melakukan sesuatu. Penyampaian kata kata kepada anak sangatlah penting. Jika anda meminta mereka dengan baik, mereka akan merasa dihargai dan lebih senang melakukannya, merekapun lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.
- Perhatikan kata kata yang anda ucapkan kepada anak, janganlah melukai hati mereka. Selalu bverikan kata kata positif terhadap anak anda. Semarah apapun anda, janganlah mengatakan hal hal yang kasar dan tidak sepatutnya. Mereka akan mengingatnya dan bisa jadi merekapun akan mencontoh kata kata kasar tersebut. Pengaruh lingkungan sangat kuat dalam membentuk karakter anak, mereka bisa menjadi anak yang pemurung atau sebaliknya menjadi anak yang nakal dan susah diatur.
- Cintailah pasangan anda. Tumbuhkanlah rasa kasih pada anak anda.
- Jika anak anda menginginkan perhatian dari anda, segeralah merespon. Jangan mengabaikan mereka. Anak anak senang diperhatikan dan mereka akan mencari cara agar anda memperhatikan mereka. Segeralah bangkit dari komputer anak, letakkan koran ataupun smartphone anda dan lihatlah anak anda, dengarkan mereka dan kalau perlu hampirilah mereka. Binalah hubungan sehat dengan anak anda.
- Tepatilah janji yang pernah anda ucapkan kepada anak anda, sehingga mereka tidak kecewa dan terus mempercayai anda.
- Kata kata orangtua adalah kata kata ajaib, kata kata dapat memulihkan, menyembuhkan, menolong anak kita, memberikan pengharapan dan semangat kepada mereka.
- Bersikaplah adil pada anak anak anda. Bersikap adil meredakan persaingan diantara anak anak anda.
- Ajarkan mereka cara bersikap dan berhubungan dengan orang lain.
- Galilah isi hati dan perasaan anak anda. Misalnya dengan cara menuliskan di kertas dan biarkan anak anda yang menyelesaikan kalimat tersebut : "Keluarga adalah............, saya ingin ibu......., saya ingin ayah........, " dan lain sebagainya.
- Jadilah sahabat dengan anak anda. Orangtua yang dekat dengan anaknya, menjauhkan sang anak dari pengaruh buruk orang orang dan lingkungan lain di sekitarnya.
- Anak anak belajar lebih baik ketika mereka bahagia. Ciptakanlah suasana keluarga yang bahagia, dan jangan ragu untuk selalu memberikan pujian bagi anak.
- Beritahukan kepada anak bahwa hidup tak selalu berjalan mulus, ajari mereka tentang kehidupan dan persiapkan mereka dalam menghadapi situasi dan tantangan yang kemungkinan akan terjadi.
"Salah satu faktor penting yang menentukan anak anak bertumbuh menjadi orang dewasa yang sehat dan bahagia adalah bagaimana kerentanan mereka ditangani ketika masih kanak-kanak..... atau mereka akan hidup sebagai sandera dari kelemahan-kelemahan mereka sepanjang sisa umurnya."
~Tim Kimmel~
Thank you for reading.
Label:
Parenting and Education
Langganan:
Postingan (Atom)